Wednesday, August 27, 2008

TIKET KERETA API, BETAPA SULIT DIRAIH...

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, ketika saya masuk kamar setelah pulang kerja. Memang agak kepulangan malam ini lebih lambat dari malam dari biasa, sehabis makan malam dengan calon klien, saya sempatkan memeriksa dan meneruskan pekerjaan di kantor. Lelah dan mengantuk sepertinya sudah sulit dibedakan mana yang lebih berpengaruh. Dan Tak berapa lama kemudian saya sudah terlelap tanpa sempat mandi dan gosok gigi...

Pukul 02.30 dini-hari Software Weker (Alarm) di PDA saya berbunyi, duuh... belum lagi nyenyak sudah harus bangun sepagi ini. Jujur saya lebih suka membenamkan kepala dalam selimut hangat saya, terlebih dalam suhu 22 derajat seperti saat ini. Namun saya tetap bergegas bangun, menuju ke meja kerja, dan selanjutnya membuka outlook untuk memeriksa E-mail yang masuk. Tiga atau empat e-mail sudah dibaca, dan sesudah itu saya mandi. Lantas kenapa sepagi ini saya sudah bangun, mandi dan selanjutnya berdandan selayaknya akan pergi ke kantor? hmmm.... saya akan mencoba peruntungan untuk memperoleh tiket kereta api untuk mudik lebaran!

PhotobucketPukul 02.45 saya berangkat dari rumah untuk menuju Stasiun Gambir, di Jakarta Pusat. wuih... dengan nyaman sekali saya melalui jalan-jalan yang pada siang hari macet tanpa halangan. Beberapa kali saya lihat pedagang2 sayur sedang mengangkut dagangannya dengan sepeda motor. Dari rumah menuju ke Stasiun Gambir Mungkin hanya 10 menit, maklum punya kesempatan memacu kendaraan sampai dengan 110 km/jam! :) Berharap keajaiban, tidak terlalu banyak pengantri, tapi apa yang terjadi, antrian sudah panjang sekali! foto ini diambil pukul 04.00!

Memang sudah jadi kebiasaan, setelah PT. KAI memberlakukan pemesanan tiket sampai dengan 30 hari sebelum keberangkatan, calon pemudik mengantri untuk mendapatkan tiket untuk sebulan kemudian dengan berbagai tujuan di Pulau Jawa. Saya sendiri yakin, hari ini tidak hanya Stasiun Gambir yang sibuk, tapi Stasiun-stasiun lain di Jabodetabek juga sibuk. Jatinegara, Kota, Tanah Abang, Bekasi, maupun Bogor tentu dipenuhi dengan para pengantri. Jangan dibayangkan bahwa ini mudah, beberapa orang yang saya temui pagi ini mengatakan mereka telah mengantri sejak pukul 11 Malam! betapa hebat perjuangan mereka untuk sebuah tiket. Namun, melihat fenomena ini mungkin baiknya jangan hanya dipandang pada sebuah proses jual dan beli, namun bagaimana manusia memaknai sebuah kepentingan di luar batas-batas ekonomi.

Saya memperoleh tempat antrian jaauuuhhh sekali dibelakang, kalau anda sempat datang ke Stasiun Gambir di Lobby Utara, pasti anda melihat counter Dunkin' Donuts di situ, dan dapat pula anda bayangkan berapa jarak Counter dengan loket! :( Nah saya berdiri beberapa meter dari situ (arah ke menjauhi loket). Ya sudah pasrah deh, dapat nggak dapat saya sudah ijin ke Bos, kalau telat masuk kantor. Saya sudah memperkirakan betapa lamanya antrian ini, terlebih dengan posisi saya saat ini.

Sambil mendengarkan Musik dari Creative Zen Micro saya, saya mencoba memejamkan mata untuk tidur (bersila di atas koran) di antara riuh beberapa orang pengantre bermain Gaple! (Gila bener nih, persiapannya sudah benar2 matang he..he..). Namun suara musik lounge yang saya nikmati tak kunjung membuai saya. Tiba-tiba, diumumkan dibuka queuing line baru! ada tambahan 2 loket yang akan dibuka, spontan dengan langkah seribu saya berusaha mendapatkan tempat 'terdepan'. Namun, saya hanya mampu memperoleh tempat ke 17 di antara 6 line yang dibuka! artinya perhitungan secara kasar urutan saya berada di atas 100 pengantre hanya untuk di Stasiun Gambir! entah di urutan ke berapa andai kata stasiun lainnya juga dihitung.

Photobucket


Pukul 06.00 antrian untuk loket sebelah seperti ini. Betapa crowd dan meletihkan. Anda tentu bisa membayangkan bagaimana nanti model antrian para penumpang eknomomi yang baru dibuka menjelang H-7! sudah pasti jauh lebih banyak dan sudah pasti melelahkan karena sudah masuk dalam bulan puasa. Saya sendiri hanya bisa bersabar, dan pasrah bisa dapat tiket atau tidak, mengingat pola penjualan PT. KAI adalah online, dengan skema first in, first serve! dari puluhan Stasiun yang tergabung dalam system online akan berlomba menginput pembelian dari pengantre dalam waktu yang relatif singkat! belum lagi ditambah masuknya beberapa travel agent yang dapat melakukan input dari kantor masing-masing, semakin menambah keraguan saya akan mendapatkan tiket kereta pagi ini.

Tepat pukul 07.00 loket di buka! dan dimulailah perlombaan itu, ditik demi detik begitu menegangkan. Dalam waktu 2 menit (atau mungkin sekitar 3 pengantre) tiket kereta Gajayana (Jakarta - Malang) Ludes! semakin panik saya... beberapa menit berikutnya menyusul Argo Lawu (Jakarta - Solo) Sold Out!... tak lama berselang, Kereta Bima (Jakarta - Surabaya via Selatan) habis! padahal masih ada 10 antrian di depan saya. Taksaka (Jakarta - Jogja) Habis! Sembrani (Jakarta - Surabaya) menyusul, setelah pengantri di depan saya meninggalkan loket.

Tujuan saya sebenarnya ke Tulungagung, dan kereta yang seharusnya tepat untuk saya adalah Gajayana, namun apa daya semua sudah di luar kuasa. Akhirnya saya berdiri di depan loket, dan sebagian besar jurusan telah habis. Sempat panik dan nggak tahu mesti pilih apa. Mbak-mbak petugas loket dengan keras menyadarkan saya.... Ayo pak, cepetan pak, banyak yang antri... Dengan gugup saya tanyakan, ada Gajayana (meski saya menyimak dengan jelas pernyataan petugas yang terdengar speaker), habis pak... ayo cepet pak, yang lainnya saja... sahut si Mbak di dalam Loket. Saya tanyakan kemudian, kereta apa saja yang tersisa untuk tanggal 26 September 2008 Jurusan Surabaya, dengan tidak sabar Si Mbak menjawab Argo Angrek!

Photobucket


Ya sudah, mengingat ada dua orang lain yang mengamanahkan tiket ini, maka dengan terpaksa saya tebus nilai perjalanan sebesar Rp. 450 ribu per orang atau sebesar Rp. 1.350 juta untuk tiga orang! (naik berpuluh persen dibandingkan perjalanan reguler dengan kereta yang sama) Sudahlah... saya sampai speechless, mau ngomong apapun juga nggak bisa... Padahal perjalanan saya tidak akan berhenti sampai harga yang saya bayarkan ini, di mana seletah sampai Kota Surabaya saya harus melakukan perjalanan menggunakan bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi), yang mungkin sekali akan menaikkan ongkos transportasinya pula... Memang tak banyak pilihan yang ada didepan saya, namun di antara pilihan yang sulit itu saya tetap harus memilih, dan ini pilihan saya!

Entah bahagia atau sedih, dengan dapatnya tiket ini, namun setidaknya saya mencoba untuk berfikir positif, bahwa saya dapat memanfaatkan liburan lebaran dengan baik, tanpa harus kehilangan satu haripun di Jakarta. Mengingat tanggal 26 September 2008 merupakan tanggal terakhir bekerja sebelum Hari Raya Idul Fitri... :)


I N F O
Photographer : Reza Rachmadiananto
Camera : XDA IIs
Lenses : -
Filter : -
Scanner : Epson

4 comments:

Anonymous said...

temen2 saya mau mbatalin tiket gumarang bisnis tgl 26 sept (jumat) untuk 1 orang
coz saya ada meeting sampai sore jad takut ketinggalan :<
tapi dapetnya dari calo 325
kalau ada yang mau bisa menghubungi 0856-3054-229

n siapa tau juga ada yg punya sembrani tgl 26 sept u 1 orang
makasih

i_cha

inside-reza.com said...

Wah sayangnya saya sudah dapet... Anggrek Mba Icha. Tau gitu saya ndak usah ngatri buat beli...

BTW bukannya hari terakhir sebelum cuti bersama, masa ada meeting sampe sore sih? bener2 keterlaluan... :)

Udah, IPC (Ijin Pulang Cepet) ajah... toh cuma setahun sekali ini...

Salam kenal...

Anonymous said...

tau tuh
padahal aku udah dapet tiket itu udah 2 minggu yang lalu
sedang jadwal meetingnya baru keluar kemarin
jd yang salah kan bukan aku
maklum auditor :<

i_cha

inside-reza.com said...

Oh ternyata auditor toh, emang ada exit meeting sama auditee ya mba...

Lha terus baliknya naik apaan? udah dapet tiket kah?... emangnya mau mau mudik ke mana nih?

regards